Selasa, 22 Mei 2012

nama orang minangkabau

Posted by Unknown 04.21, under | No comments

UNIK, FLEKSIBEL, DAN “ANEH”
Oleh : Elfitra Baikoeni
E-Mail : elbaiko@yahoo.co.id
Diantara sejumlah suku-suku bangsa yang ada di nusantara, mungkin nama-nama orang Minang tergolong kompleks, aneh, variatif, longgar, tetapi sekaligus fleksibel, unik, kreatif, serta pragmatis. Orang Batak dan Manado selalu mencantumkan nama marga dan clan di belakang nama kecil. Nama orang Maluku dan Papua dapat dikenali secara cepat dan familiar. Sebagai pengaruh Islam, nama orang Melayu lazim mencantumkan bin/binti sebelum nama orang tua. Orang Jawa dan Sunda lumayan ketat dalam memberi nama anak, sehingga kita nama-nama mereka memiliki khas tersendiri.

Bagi orang Jawa dan juga Sunda, dari nama saja bisa langsung dikenali status sosialnya sekaligus, apakah dia keturunan bangsawan atau rakyat biasa. Nama depan “Andi” jelas berasal dari kaum ningrat Sulawesi Selatan (Bugis). Demikian juga halnya dengan kelompok masyarakat adat lain : Badui, Dayak, Sakai, Nias atau Mentawai, masing-masing memiliki karakter tersendiri yang mudah dikenali (addressed).
Bagaimana dengan Minangkabau ?? Penamaan dalam masyarakat Minangkabau masa lampau kelihatannya berpegang pada falsafah “alam takambang jadi guru”. Orang-orang menamai daerah-daerah baru, kampung, dan nama-nama suku-suku dengan falsafah ini, termasuk juga menamai orang (anak) dan gelar. Tak mengherankan kiranya, kalau nenek moyang kita bernama : Kirai, Upiak Arai, Talipuak, Si Rancak, Jilatang, Masiak, atau Jangguik. Kedengarannya aneh dan lucu, ya ??
Setelah Islam masuk dan berkembang, mulai pula nama-nama orang Minang berubah menjadi kearab-araban (Islam). Nama-nama seperti ini, contohnya : Mohammad Attar, Mohammad Natsir, Saiful, Bahri, Mochtar, Ali, Amir, Arifin, Ismail, Aziz, Fauzah, Hamid, M. Rais, Zakiah, Ibrahim, Idris, Rasid, Sofyan, Dahlan, Fatimah, Aminah, Maimunah, Hayati, Nurhasanah, Nuraini, Saidah, dst.
Pasca takluknya peristiwa PRRI-Permesta, orang Minang mengalami tekanan mental luar biasa dari pemerintahan Jakarta, banyak diantara mereka kemudian memutuskan meninggalkan kampung halaman untuk pergi merantau. Setidaknya, demikian pendapat yang tertulis dalam buku “Merantau”-nya sosiolog Mochtar Naim. Mulai pula orang berusaha menanggalkan identitas dan label keminangannya, salah satu lewat perubahan nama. Tak sedikit orang Minang memiliki nama yang kejawa-jawaan, ada seperti nama Eropa, Parsia, atau Amerika Latin. Sekedar contoh, seorang pejuang pemberontak PRRI yang semula bernama Bastian St. Ameh, kemudian merantau ke Jawa dan berhasil jadi pengusaha sukses : Sebastian Tanamas.
Ada “urang awak” bernama Revrisond Baswir, ekonom UGM yang terkenal. Beberapa nama yang ikut menjadi calon gubernur Sumbar tempo hari bernama; Leonardy Armaini, Jeffry Geovanni, dan terakhir siapa kira kalau Irwan Prayitno itu adalah putra asli Kuranji, Padang? Saya berkali-kali berusaha meyakinkan orang-orang tua di kampung halaman, kalau Irwan Prayitno bukan orang Jawa, pada saat Pilkada berlangsung. Mungkin mereka kuatir dengan “trauma” masa lalu, pada penghujung Orde Lama banyak sekali pejabat tinggi di Ranah Minang yang di”drop” dari Jakarta dan berasal dari etnis Jawa.
Dalam pemberian nama kepada anak orang Minang sangat pragmatis tapi kreatif. Di SD saya punya kawan bernama hebat, John Kennedy, sayang dia sempat tinggal kelas. Waktu kuliah teman akrab saya bernama Socrates, asal Labuah Basilang, Payokumbuah, yang waktu lahir kakek yang memberinya nama terkagum-kagum pada pemikiran Filsafat Yunani. Semula saya kira dia orang Tapanuli, namanya Hardisond Dalga, ternyata dia dari Singkarak dan nama belakang adalah nama ayah-bunda; Dalimi-Gadis.
Ada lagi kawan bernama Ida Prihatin, karena waktu melahirkan orang tuanya mengalami masa-masa ekonomi susah. Indah Elizabeth, Indah namanya dan waktu lahir ditolong oleh bidan Tionghoa yang ramah bernama Elizabeth. Dian Bakti Kamampa, kata terakhir bukan nama daerah melainkan akronim dari “Kepada Mama dan Papa”, juga ada Taufik Memori Kemal, menurut cerita orang tua yang memberi nama tersebut, dia selalu terkenang (teringat) kepada komandan seperjuangan yang gugur pada Revolusi Fisik Kemerdekaan bernama “Kapten Kemal”. Juga menarik seorang mahasiswa bernama M. Batar. Sudah pasti M tersebut adalah Mohammad, dan “Batar” mungkin saja diambil dari kata bahasa Arab, begitu pikir saya selama bertahun-tahun. Tetapi kemudian ketika sesi “mukaddimah” saat dia ujian skripsi, dia menceritakan kisah dibalik nama tersebut (karena memang ada dosen yang iseng nanya arti namanya). Singkatnya M. Batar artinya;
mambangkik batang tarandam”, itulah nama yang sekaligus menjadi misi hidup laki-laki berperawan kurus ini. Kalau kita rentang, akan banyak kisah-kisah seterusnya dibalik pemberian nama Orang Minang.
Nama-nama singkatan/akronim bagi orang Minang sudah mentradisi. Salah satu “perintis”nya adalah Buya Haji Abdul Malik Karim Amarullah, yang menyingkat namanya jadi HAMKA. Setelah itu tak sedikit yang meniru, memendekkan nama panjangnya menjadi akronim atau singkatan. Ada Pak AR, Buya ZAS, STA, HAP, HAKA, Zatako.
Yang menarik ada nama yang sering diasosiasikan sebagai khas Minang, karena nyaris tak dijumpai pada di etnik lain, yakni nama yang mengandung atau ber-akhiran … Rizal. Sebutlah misalnya; Rizal, Rizaldo, Rizaldi, Afrizal, Erizal, Syamsurizal, Syahrizal, Endrizal, Masrizal, Syafrizal, Hendrizal, Efrizal, Nofrizal, dst.
Memasuki pertengahan tahun 1980-an, ketiga pemerintahan Orde Baru sedang puncak-puncaknya, mulai pula “trend” nama anak berbau kebarat-baratan. Ada yang bernama Alex, Andreas, Hendri(k), Anthon(y), Roni, Yohanes, Octavia, Octavianus, Matius, Agustin, Angela, Monica, Susi, Selly, Ryan, Mathias, Dona, Harry, Sintia, Agnes, Yosep, Yoserizal, John, Johan, Yohanna, dan kalau diteruskan nama-nama ini akan jadi deretan cukup panjang.
Mungkin pengaruh dominasi budaya Orde Baru, banyak juga nama yang berasal Sangsekerta seperti : Eka, Eko, Ika, Dharma, Bakti, Agus, Esa, Kurniawan, Sinta, dst.
Seiring dengan itu, pernah juga sebagian orang mengangkat nama suku sebagai nama belakang. Ini menurut saya karena pengaruh nama orang Batak dan Mandailing yang terlihat “gagah” dengan nama marga yang selalu menempel di belakang nama mereka. Maka kemudian muncul nama semisal, Hendri Chaniago (karena berasal dari suku Caniago), Indra Piliang, Afrizal Koto, Anisa Jambak. Nampaknya hanya nama Chaniago (mengherankan … entah mengapa nama suku itu selalu dibubuhi “h”, padahal aslinya hanya “caniago”) dan Piliang saja yang cukup populer sebagai nama, suku yang lain relatif jarang. Memang, nama-nama semacam itu hanya sedikit peminatnya, karena tidak lazim. Bagi orang Batak atau Mandailing, kalau mereka berasal dari marga yang sama misalnya sama-sama Sitorus atau Nasution berarti bersaudara. Sementara suku-suku di Minang bersifat menyebar pada semua nagari di seluruh Sumatra Barat, sehingga rasa pertalian sesama suku itu – meskipun di rantau – pun terasa longgar.
Runtuhnya rezim Suharto dan digantikan oleh era reformasi sekarang, kembali trend nama-nama Islam dan religius untuk nama anak. Sebutlah misalnya ; Habib, Farhan, Said, Anisa, Naufal, Aqila, Zahra, Najla, Najwa, Zahira, Salma, Sarah, dst.
Sebenarnya banyak hal yang masih mengganjal dengan “style” nama-nama orang Minang, misalnya mengapa karakter nama Minang cenderung berubah-rubah, dari satu periode ke periode berikutnya? Mengapa begitu variatif dan kompleksnya nama orang Minang, sehingga kadang bersifat “menipu”, uncertain dan kadang absurd, lalu adakah yang mereka sembunyikan dibalik nama-nama tersebut? Apa arti/makna nama bagi orang Minang zaman sekarang, sejauh mana nama seseorang dianggap penting sebagai identitas sosial? Sejauh mana hubungan antara nama/gelar dengan politik, modernisasi, atau birokrasi? Kalau dulu nama sebagai identitas yang dijumpai adalah, misal : Y. Dt. Rangkayo Basa, M. Dt. Mangkudun Sati, atau B. Bagindo Sutan, mengapa tiba-tiba sekarang tak ada yang mencantumkan gelar adat tersebut sebagai nametag, kartu nama, atau sebagai nama resmi (yang disandang kemana-mana karena bangganya) sebagaimana dulu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab melalui kajian yang lebih serius.

Kosakata Minang Klasik

Posted by Unknown 04.19, under | No comments

Ulasan dari kata-kata berikut hamba ambil dari palanta uda Yusrizal KW: http://yusrizalkw.wordpress.com
1. Caliah
Caliah adalah banyak alasan dan pandai mengada-ada, serta mengatakan yang tidak sebenarnya agar terlihat baik. Seorang pancaliah biasanya pandai berkata-kata, bermimik pun diupayakan terlihat seakan-akan pancaran dari hatinya yang jujur dan apa adanya.
2. Galemeang
Jika diterjemahkan secara bebas, galemeang berarti: sedikit sekali, sangat kecil, belum apa-apa, seujung kuku atau secuil.
3. Kapere
Kapere berarti dalam keadaan prihatin, susah baik materi maupun perasaan. Orang yang sedang dalam kondisi seperti itu disebut takapere. Kalau dipikir-pikir, sekilas hampir mirip dengan kata KERE, meski pun kere lebih bermakna harta dan materi.
4. Barangin
Barangin ternyata sama dengan kurang waras, tidak bisa jadi pegangan, suka asyik dengan diri dan pikiran sendiri. Barangin boleh juga sebutan orang yang nekat, suka diasung, tidak punya rasa malu, tidak pernah pakai etika di mana pun dia berada. “Padia lah paja barangin mah… (biarin aja dia orang berangin tuh)”
5. Lindang
Lindang berarti tidak bersisa sama sekali, hilang lenyap habis tandas parak sipadas. Bak pepatah mengatakan, “dalam terang ingatlah lindangmu“.
6. Ladah
Kata ladah memiliki arti sama dengan camar, kotor, kumuh, jorok. Lebih luas kata ladah bisa ditujukan untuk mengatakan keadaan, ucapan maupun perilaku.
*) Lingkungan ladah artinya tercemar seperti knalpot kendaraan menyesakkan dada, sungai bersampah, saluran got mampet, orang buang sampah sembarangan, perokok sesuka hati menghembuskan asapnya dari mulut.
*) Si mulut ladah, ungkapan yang barangkali cocok untuk orang yang suka bercarut, berkata kotor dan suka ngeres. Istilah urang awak,

situjuah-tambiluak

Posted by Unknown 04.14, under | No comments

Penasaran dengan postingan hamba nan terdahulu tentang Situjuah & Khatib Sulaiman, di bagian akhir tersebut nama Tambiluak nan menimbulkan kontroversi, antara sebagai pengkhianat nan membocorkan rahasia pertemuan di lurah Situjuah Batur kepada Belanda — atau hanya sekedar tumbal sejarah ??
Penasaran hamba cukup terjawab setelah pencarian di situs milik da Is Sikumbang : http://urangminang.wordpress.com. Di sana cukup dijelaskan tentang siapa Tambiluak sebenarnya.
***
Nama aslinya Kamaluddin — dia bertubuh pendek dan gempal, orang Minang menyebut ukuran badan seperti itu dengan istilah “Sabuku” — ini bukan bahasa Jepang ,, :p Kulitnya agak hitam dan larinya kencang bagaikan kilat, sehingga dia dijuluki “Tambiluak” atau sejenis serangga berwarna hitam kekuningan nan bisa terbang kencang dan hidup pada pohon kelapa atau aren.
Sebelum menjadi serdadu di Bagian Perlengkapan & Pengangkutan (P&P), Batalyon Singa Harau, pimpinan Mayor Makinuddin H.S., Tambiluak bekerja sebagai tukang cukur di pangkas rambut nan terletak di Jalan Gajah Mada, Payokumbuah.
Betulkah dia seorang pengkianat — sebagaimana cerita nan beredar dari mulut ke mulut, atau hanya sekedar korban hukum revolusi ??
Dua pertanyaan tersebut memang seperti mata uang berlainan, selalu terjadi silang pendapat hebat dan mungkin tidak pernah berkesudahan untuk dijawab. Satu sisi, banyak pejuang dan saksi sejarah dalam Peristiwa Situjuah menyebutkan bajwa Tambiluak benarlah seorang pengkhianat bangsa — bahkan sebelum insiden berdarah itu terjadi, pada tanggal 13 Januari 1949, seorang anggota Badan Penerangan bernama Syamsul Bahar nan menerima tugas darurat dari komandannya, dilaporkan bertemu dengan Tambiluak.

Minggu, 20 Mei 2012

Microsoft .NET Framework 4 (Web Installer)

Posted by Unknown 01.34, under | No comments





    Microsoft NET Framework. 4 web download paket installer dan menginstal komponen NET Framework. Yang diperlukan untuk menjalankan pada arsitektur mesin target dan OS. Koneksi internet diperlukan selama instalasi. NET Framework. 4 dibutuhkan untuk menjalankan dan mengembangkan aplikasi untuk menargetkan NET Framework. 4.
untuk informasi lebih laengkap Klik Here

Microsoft .NET Framework Version 2.0 Redistributable Package (x86)

Posted by Unknown 01.30, under | No comments

Microsoft Kerangka paket. NET versi 2.0 disebarkan kembali menginstal runtime NET Framework. Dan file terkait yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi yang dikembangkan untuk menargetkan NET Framework. V2.0.NET Framework. Versi 2.0 meningkatkan skalabilitas dan kinerja aplikasi dengan cache yang lebih baik, penyebaran aplikasi dan update dengan ClickOnce, dukungan untuk array luas browser dan perangkat dengan kontrol ASP.NET 2.0 dan jasa. Untuk informasi lebih lanjut tentang. NET Framework 2.0, klik disini.Atas pageTop halamanPersyaratan sistemSistem operasi yang didukung: Windows 2000 Service Pack 3, Windows 98, Windows 98 Second Edition, Windows ME, Windows Server 2003, Windows XP Service Pack 2

    
Diperlukan Software:

    
* Windows Installer 3.0 (kecuali untuk Windows 98/ME, yang membutuhkan Windows Installer 2.0 atau lebih baru). Windows Installer 3.1 atau yang lebih dianjurkan.
    
o IE 5.01 atau lebih: Anda juga harus menjalankan Microsoft Internet Explorer 5.01 atau lebih untuk semua instalasi dari NET Framework..
    
Disk Space Persyaratan: 280 MB (x86), 610 MB (x64)Atas pageTop halamanInstruksi

    
Penting: Pastikan Anda memiliki paket layanan terbaru dan update penting untuk versi Windows yang Anda jalankan. Untuk menemukan update keamanan terbaru, kunjungi Windows Update.
    
Klik tombol Download pada halaman ini untuk memulai download
    
Lakukan salah satu berikut:
        
Untuk memulai instalasi segera, klik Jalankan.
        
Untuk menyimpan download ke komputer untuk diinstal di lain waktu, klik Simpan.
        
Untuk membatalkan instalasi, klik Cancel.
PENTING:. Jika Anda telah menginstal sebelumnya pra-rilis versi NET Framework v2.0, seperti Beta 1, Beta 2 atau Preview Technical Community (CTP) membangun, maka Anda harus uninstall versi ini melalui Add / Remove Programs di Control Panel sebelum menginstal versi rilis final.Atas pageTop halamanInformasi tambahanServer Instalasi Persyaratan:Jika Anda telah diarahkan untuk melakukan instalasi server, Anda harus memiliki perangkat lunak berikut diinstal di samping persyaratan instalasi khas:• Microsoft Data Access Components 2,8 atau lambat dianjurkan.• Internet Information Services (IIS) versi 5.0 atau yang lebih baru. Untuk mengakses fitur dari ASP.NET, IIS dengan update keamanan terbaru harus diinstal sebelum menginstal NET Framework.. ASP.NET hanya didukung pada platform berikut: Microsoft Windows 2000 Professional (Service Pack 3 disarankan), Microsoft Windows 2000 Server (Service Pack 3 disarankan), Microsoft Windows XP Professional, dan Microsoft Windows Server 2003 keluarga.Catatan: Sebagian besar pengguna akan melakukan instalasi khas dan dapat mengabaikan persyaratan ini. Jika Anda tidak yakin dengan jenis instalasi untuk melakukan, hanya memenuhi persyaratan instalasi khas.Jika Anda berencana untuk mengembangkan versi NET Framework. 2,0 aplikasi, Microsoft NET Framework versi 2.0 Software Development Kit (SDK) termasuk alat, dokumentasi dan contoh Anda perlu menulis, membangun, menguji, dan menyebarkan. Aplikasi. NET Framework



Microsoft versi Framework. NET 2.0 (x86) paket disebarkan kembali menginstal runtime NET Framework. Dan file terkait yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi yang dikembangkan untuk menargetkan NET Framework. V2.0.

untuk unformasi lebih lengkap klik Here