Penasaran dengan postingan hamba nan terdahulu tentang Situjuah & Khatib Sulaiman, di bagian akhir tersebut nama Tambiluak nan menimbulkan kontroversi, antara sebagai pengkhianat nan membocorkan rahasia pertemuan di lurah Situjuah Batur kepada Belanda — atau hanya sekedar tumbal sejarah ??
Penasaran hamba cukup terjawab setelah pencarian di situs milik da Is Sikumbang : http://urangminang.wordpress.com. Di sana cukup dijelaskan tentang siapa Tambiluak sebenarnya.
***
Nama aslinya Kamaluddin — dia bertubuh pendek dan gempal, orang Minang menyebut ukuran badan seperti itu dengan istilah “Sabuku” — ini bukan bahasa Jepang ,, :p Kulitnya agak hitam dan larinya kencang bagaikan kilat, sehingga dia dijuluki “Tambiluak” atau sejenis serangga berwarna hitam kekuningan nan bisa terbang kencang dan hidup pada pohon kelapa atau aren.
Sebelum menjadi serdadu di Bagian Perlengkapan & Pengangkutan (P&P), Batalyon Singa Harau, pimpinan Mayor Makinuddin H.S., Tambiluak bekerja sebagai tukang cukur di pangkas rambut nan terletak di Jalan Gajah Mada, Payokumbuah.
Penasaran hamba cukup terjawab setelah pencarian di situs milik da Is Sikumbang : http://urangminang.wordpress.com. Di sana cukup dijelaskan tentang siapa Tambiluak sebenarnya.
***
Nama aslinya Kamaluddin — dia bertubuh pendek dan gempal, orang Minang menyebut ukuran badan seperti itu dengan istilah “Sabuku” — ini bukan bahasa Jepang ,, :p Kulitnya agak hitam dan larinya kencang bagaikan kilat, sehingga dia dijuluki “Tambiluak” atau sejenis serangga berwarna hitam kekuningan nan bisa terbang kencang dan hidup pada pohon kelapa atau aren.
Sebelum menjadi serdadu di Bagian Perlengkapan & Pengangkutan (P&P), Batalyon Singa Harau, pimpinan Mayor Makinuddin H.S., Tambiluak bekerja sebagai tukang cukur di pangkas rambut nan terletak di Jalan Gajah Mada, Payokumbuah.
Dua pertanyaan tersebut memang seperti mata uang berlainan, selalu terjadi silang pendapat hebat dan mungkin tidak pernah berkesudahan untuk dijawab. Satu sisi, banyak pejuang dan saksi sejarah dalam Peristiwa Situjuah menyebutkan bajwa Tambiluak benarlah seorang pengkhianat bangsa — bahkan sebelum insiden berdarah itu terjadi, pada tanggal 13 Januari 1949, seorang anggota Badan Penerangan bernama Syamsul Bahar nan menerima tugas darurat dari komandannya, dilaporkan bertemu dengan Tambiluak.